Total Tayangan Halaman

Kamis, 12 Januari 2012

MAKALAH AGAMA ISLAM

MAKALAH
Guna Memenuhi Tugas Agama Islam


PENDAHULUAN

Seiring dengan adanya tindakan penguasa baru Arab Saudi berpaham Wahabi yang telah berlebih-lebihan dalam menerapkan program pemurnian ajaran Islam. Kala itu pemerintah, antara lain , menggusur beberapa petilasan sejarah Islam, seperti makam beberapa para pahlawan Islam dengan dalih mencegah kultus individu.
Bahkan mereka melarang mauludan, bacaan berzanji, diba’aan dan lain sebagainya. Sama dengan alas an diatas, seluruh kegiatan tersebut dilarang karena mengarah kepada kultus individu.
Tidak berhenti sampai disitu, pemerintah saat itu juga selalu menghalangi jalan bagi madzhab-madzhab selain Madzhab Wahabi, terutama madzhab empat. Sedangkan alas an selanjutnya adalah keinginan untuk menempatkan diri sebagai penerus khalifah tunggal dunia Islam. Karenanya mereka antara lain mengundang Negara atau jama’ah Islam dari seluruh dunia (termasuk Indonesia) untuk menghadiri muktamar khalifah di Arab Saudi, walaupun akhirnya gagal dilaksanakan.
Dengan “Makalah” yang sederhana ini diharapkan menjadi tuntunan bagi pembaca untuk mempelajai sekaligus mempraktekkan secara bertahap dan menyeluruh atas semua hal yang menjadi suri tauladan yang baik dari NU.
Akhir kata, dari kami mengucapkan kepada Bpk. Nur Rahman selaku dosen pengampu mata kuliah Agama Islam II. Dan kepada semua pembaca, penulis mohon kritik dan saran yang membangun guna menjadi tolok ukur makalah kami selanjutnya.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
PENDAHULUAN 2
DAFTAR ISI 3
BAB I RUMUSAN MASALAH 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Mengapa NU didirikan? 5
B. Dimanakah Posisi dan Fungsi NU? 6
C. Dasar Faham Keagamaan NU 7
D. Sikap Kemasyarakatan NU 7
E. Khittah NU 7
BAB III KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10

BAB I
RUMUSAN MASALAH

A. Mengapa NU didirikan?
B. Dimanakah Posisi dan Fungsi NU?
C. Dasar Faham Keagamaan NU
D. Sikap Kemasyarakatan NU
E. Khittah NU

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengapa NU didirikan?
Untuk apa dan mengapa NU didirikan? Masalah ini sering jadi bahan pertanyaan bagi orang-orang, lebih-lebih ketika ada masalah-masalah yang janggal ataupun mencengangkan bagi masyarakat, sedang masalah itu timbul atau dilakukan oleh orang-orang NU.
NU didirikan sebagai jam’iyyah diniyah ijtima’iyyah (organisasi keagamaan kemasyarakatan). Jam’iyyah ini dibentuk untuk menjadi wadah perjuangan para Ulama dan para pengikutnya. Kata ulama dalam rangkaian Nahdlatul Ulama tidak selalu berarti NU hanya beranggotakan ulama, tetapi memiliki maksud bahwa ulama mempunyai kedudukan istimewa di dalam NU, karena beliau adalah pewaris dan mata rantai penyalur ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Sesungguhnya pemicu berdirinya NU adalah tindakan penguasa baru Arab Saudi berpaham Wahabi yang telah berlebih-lebihan dalam menerapkan program pemurnian ajaran Islam. Kala itu pemerintah, antara lain , menggusur beberapa petilasan sejarah Islam, seperti makam beberapa para pahlawan Islam dengan dalih mencegah kultus individu.
Bahkan mereka melarang mauludan, bacaan berzanji, diba’aan dan lain sebagainya. Sama dengan alas an diatas, seluruh kegiatan tersebut dilarang karena mengarah kepada kultus individu.
Tidak berhenti sampai disitu, pemerintah saat itu juga selalu menghalangi jalan bagi madzhab-madzhab selain Madzhab Wahabi, terutama madzhab empat. Sedangkan alas an selanjutnya adalah keinginan untuk menempatkan diri sebagai penerus khalifah tunggal dunia Islam. Karenanya mereka antara lain mengundang Negara atau jama’ah Islam dari seluruh dunia (termasuk Indonesia) untuk menghadiri muktamar khalifah di Arab Saudi, walaupun akhirnya gagal dilaksanakan.
Ketika di Surabaya didirikan panitia yang berhubungan dengan penghapusan khalifah di Turki Kyai Haji Abdul Wahab Hasbullah (yang nantinya mendirikan NU) juga menjadi anggota bersama Mas Mansur (tokoh yang masuk persyarikatan Muhammadiyah sejak 1922). Beberapa rencana panitia ini untuk menghadiri muktamar dunia Islam tertunda, karena terjadi peperangan Wahabi di Saudi Arabia.
Beberapa waktu kemudian muktamar tersebut terlaksana meski dalam bentuk yang berbeda. Pada saat itu Kyai Haji Abdul Wahab Hasbulah mengundurkan diri dari kepanitiaan. Pengunduran diri itu disebabkan dia tidak jadi dikirim sebagai utusn karena pengetahuan bahasa yang kurang, di samping pengalaman dunia yang tidak cukup luas. Menurut kelompok lainnya, dia tidak dikirim karena dia akan membela kemerdekaan mazhab Syafi’i di kota Mekkah yang saat itu dikuasai Wahabi. Dan memang, yang dikirim ke Mekkah hanyalah mereka yang menolak taqlid dan dicap Wahabi, termasuk di antaranya Mas Mansur .

B. Dimanakah Posisi dan Fungsi NU?
NU didirikan oleh para ulama pengasuh pesantren yang sekian banyaknya dan sekian luas pengaruhnya tentu dimaksudkan untuk menempatkan posisi dan fungsi ulama sedemikian penting ditengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara khususnya di NU.
C. Dasar Faham Keagamaan NU
Sebagai sebuah organisasi yang memiliki aturan main dan peganga bagi para pengurus dan warganya menggunakan sumber ajaran agama yang diambil dari Al-Qur’an, Al-Hadits, Al-Ijma’, dan Al-Qiyas.
Sedangkan dalam system bermadzhab, NU menetapkan dalam bidang aqidah adalah memperteguh Aswaja sebagaimana dipelopori oleh Imam Asy’ari dan Imam Maturidzi. Dalam bidang fiqih memilih salah satu madzhab empat yakni, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Hanbali. Untuk tasawuf, mengikuti Imam Al-Junaid, Imam Al-Ghazali dan lain-lain.

D. Sikap Kemasyarakatan NU
Untuk membimbing warganya dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar, maka NU telah memberikan beberapa sikap yakni tawassuth dan i’tidal, yang berarti sikap tengah dan tegak lurus, berintikan keadilan dan tidak ekstrim. Disamping itu dikembangkan pula sikap tasamuh, yaitu toleran dalam perbedaan pendapat, baik dalam keagamaan (furu’) dan kemasyarakatan.
Dan yang boleh ketinggalan adalah tawazun atau keseimbangan dalam berkhidmat kepada Allah SWT, kepada sesame manusia dan lingkungan, serta menyelaraskan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Yang juga tak boleh dilupakan adalah sikap amar ma’ruf nahi munkar yakni memiliki kepekaan mendukung perbuatan baik dan mencegah hal yang dapat merendahkan nilai kehidupan.
Jika masing-masing sikap tersebut dijunjung tinggi oleh warga dan keteladanan para pengurus, maka perpaduan antara sikap-sikap tersebut menjadikan NU teguh dalam pendirian dan luwes dalam penampilan.

E. Khittah NU
Khittah artinya garis. Sedangkan Khittah NU artinya garis-garis yang sejak semula sudah menjadi pedoman kegiatan para ulama pendiri organisasi ini yang kemudian dirumuskan menjadi pedoman seterusnya. Muktamar NU ke 27 di Situbondo tahun 1984 telah berhasil merumuskan secara kongkrit, meskipun singkat.
Karena pentingnya pedoman ini maka seharusnya setiap kader NU (terutama pengurus dan pimpinannya) mempelajari dengan secara seksama. Khittah ini memiliki fungsi sebagai landasan berfikir, bersikap dan bertindak bagi warga NU. Sedangkan substanssi Khittah NU dalam pedoman baku adalah faham islam Ahlussunah wal Jama’ah yang diterapkan menurut kondisi kemasyarakatan diIndonesia. Sedangkan penyempurnaan khittah adalah intisari pelajaran yang didapat dari pengalaman sejarah NU dari masa ke masa.

BAB III
KESIMPULAN
Mempelajari apa dan bagaimana NU seringkali terpengaruh oleh penglihatan dan pengamatan yang sepotong-sepotong tentang NU, menurut kemampuan yang berbeda-beda. Masing-masing merasa apa yang dilihatnya sebagai hal yang paling penting. Apalagi kalau dibumbui dengan romantisme dan nostalgia (kenangan indah) serta kebanggan masa lalu.
Cara yang paling baik memahami NU melalui rumusan resmi Khittah NU (keputusan muktamar 27), dengan penjelasan resminya, berbagai dokumen dan pidato-pidato para tokoh NU yang mu’tabar.

DAFTAR PUSTAKA
1. KH. Muzadi Abdul Muchith, 2006, NU dalam Perspektif Sejarah dan Ajaran (refleksi 65 Th. Ikut NU). Surabaya : Khalista.
2. Leksikon Islam, Pustazet Perkasa, Jakarta, 1988. Jilid 1 dan 2.
3. Uswah.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar